Blog ini merupakan kumpulan artikel pribadi yang didapat dari berbagai sumber pengetahuan baik media cetak maupun elektronik.
Rabu, 27 November 2013
Bahan rujukan / PUST 2224
DAFTAR ISI
TINJAUAN MATA KULIAH
MODUL 1 : PENGERTIAN, JENIS, DAN FUNGSI BAHAN RUJUKAN
Kegiatan Belajar 1 :
Pengertian, Manfaat, dan Jenis Bahan Rujukan
Latihan
Rangkuman
Tes Formatif 1
Kegiatan Belajar 2 :
Bahan Rujukan untuk Kata dan Istilah
Latihan
Rangkuman
Tes Formatif 2
Kegiatan Belajar 3 :
Bahan Rujukan untuk Kepustakaan
Latihan
Rangkuman
Tes Formatif 3
Kegiatan Belajar 4 :
Bahan Rujukan Lain
Latihan
Rangkuman
Tes Formatif 4
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF
DAFTAR PUSTAKA
MODUL 2 : KAMUS DAN ENSIKLOPEDI
Kegiatan Belajar 1 :
Kamus
Latihan
Rangkuman
Tes Formatif 1
Kegiatan Belajar 2 :
Ensiklopedi
Latihan
Rangkuman
Tes Formatif 2
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF
DAFTAR PUSTAKA
MODUL 3 : BAHAN RUJUKAN YANG MEMUAT INFORMASI KEPUSTAKAAN
Kegiatan Belajar 1 :
Katalog
Latihan
Rangkuman
Tes Formatif 1
Kegiatan Belajar 2 :
Bibliografi
Latihan
Rangkuman
Tes Formatif 2
Kegiatan Belajar 3 :
Indeks dan Abstrak
Latihan
Rangkuman
Tes Formatif 3
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF
DAFTAR PUSTAKA
MODUL 4 : SUMBER BIOGRAFI, GEOGRAFI, DIREKTORI, STATISTIK, DAN BUKU TAHUNAN
Kegiatan Belajar 1 :
Sumber Biografi
Latihan
Rangkuman
Tes Formatif 1
Kegiatan Belajar 2 :
Sumber Geografi dan Direktori
Latihan
Rangkuman
Tes Formatif 2
Kegiatan Belajar 3 :
Statistik dan Buku Tahunan
Latihan
Rangkuman
Tes Formatif 3
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF
DAFTAR PUSTAKA
MODUL 5 : TERBITAN PEMERINTAH, BADAN-BADAN INTERNASIONAL, DAN BAHAN PUSTAKA LAIN
Kegiatan Belajar 1 :
Terbitan Pemerintah dan Badan-Badan Internasional
Latihan
Rangkuman
Tes Formatif 1
Kegiatan Belajar 2 :
Bahan Rujukan Paten, Standar, dan Laporan
Latihan
Rangkuman
Tes Formatif 2
Kegiatan Belajar 3 :
Berbagai Bahan Pustaka yang Dapat Dijadikan Bahan Rujukan
Latihan
Rangkuman
Tes Formatif 3
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF
DAFTAR PUSTAKA
MODUL 6 : PENILAIAN BAHAN RUJUKAN
Kegiatan Belajar 1 :
Penilaian Bahan Rujukan
Latihan
Rangkuman
Tes Formatif 1
Kegiatan Belajar 2 :
Penilaian Kamus, Ensiklopedi, Sumber Bibliografi, Biografi, Geografi, Buku Pedoman, dan Buku Petunjuk
Latihan
Rangkuman
Tes Formatif 2
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF
DAFTAR PUSTAKA
MODUL 7 : BIMBINGAN DAN PROMOSI PENGGUNAAN KOLEKSI RUJUKAN
Kegiatan Belajar 1 :
Bimbingan Penggunaan Koleksi Rujukan
Latihan
Rangkuman
Tes Formatif 1
Kegiatan Belajar 2 :
Promosi Koleksi Rujukan
Latihan
Rangkuman
Tes Formatif 2
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF
DAFTAR PUSTAKA
MODUL 8 : MENGENAL BAHAN RUJUKAN INDONESIA
Kegiatan Belajar 1 :
Bahan Rujukan Indonesia
Latihan
Rangkuman
Tes Formatif 1
Kegiatan Belajar 2 :
Dokumen Kelabu di Indonesia
Latihan
Rangkuman
Tes Formatif 2
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF
DAFTAR PUSTAKA
MODUL 9 : PRINSIP PENGAWASAN BIBLIOGRAFI DAN PENGAWASAN BIBLIOGRAFI DI INDONESIA
Kegiatan Belajar 1 :
Konsep dan Prinsip Pengawasan Bibliografi di Internasional
Latihan
Rangkuman
Tes Formatif 1
Kegiatan Belajar 2 :
Praktek Pengawasan Bibliografi di Indonesia
Latihan
Rangkuman
Tes Formatif 2
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF
DAFTAR PUSTAKA
RANGKUMAN MATERI
1. PENGERTIAN, JENIS, DAN FUNGSI BAHAN RUJUKAN
1.1. PENGERTIAN, MANFAAT, DAN JENIS BAHAN RUJUKAN
Koleksi bahan rujukan merupakan koleksi yang terdiri atas buku-buku atau bahan pustaka lainnya, yang memuat informasi mengenai hal tertentu. Koleksi tersebut dianggap sangat bermanfaat karena dapat digunakan sebagai rujukan atau acuan dalam hal memberi jawaban terhadap pertanyaan yang mereka hadapi.
Jenis bahan rujukan yang memberikan informasi langsung misalnya : kamus, ensiklopedi, direktori, almanac, sumber biografi atau peta, buku statistic. Sementara jenis bahan rujukan kedua, yaitu memberikan petunjuk kepada sumber informasi, meliputi catalog, bibliografi, indeks, dan abstrak
Bahan rujukan dapat dikelompokkan ke dalam beberapa jenis, antara lain :
1) Jenis bahan rujukan yang memuat informasi mengenai kata dan istilah
2) Jenis bahan rujukan yang memuat informasi mengenai sumber kepustakaan (literature)
3) Jenis bahan rujukan lainnya. Termasuk dalam kelompok ini adalah buku petunjuk / buku pegangan, sumber biografi, sumber geografi dan direktori, statistic, buku tahunan, terbitan pemerintah dan badan-badan internasional, serta terbitan lainnya.
1.2. BAHAN RUJUKAN UNTUK KATA DAN ISTILAH
Kamus berisi daftar kata dasar dari suatu bahasa yang disusun menurut abjad. Kamus yang baik disertai dengan keterangan mengenai bentuk, tanda lafal, fungsi, asal-usul / sejarah, arti, sinonim, antonym, sintaksis dan ungkapan tiap kata. Ada kamus yang secara lengkap memuat semua keterangan di atas; ada pula kamus hanya memuat beberapa bagian saja dari butir-butir di atas.
Ensiklopedi adalah bahan rujukan yang menyajikan informasi secara mendasar, namun lengkap mengenai berbagai masalah dalam berbagai bidang atau cabang ilmu pengetahuan; di samping itu ada pula ensiklopedi yang hanya mencakup satu cabang ilmu pengetahuan. Pada umumnya ensiklopedi yang cakupan subjeknya luas terdiri atas beberapa jilid disertai dengan indeks atau penjurus dijilid secara terpisah untuk menunjukkan letak informasi yang dibutuhkan di dalam ensiklopedi itu. Ensiklopedi, sebagaimana kamus, telah digunakan oleh banyak orang baik di sekolah-sekolah maupun di rumah-rumah tangga.
1.3. BAHAN RUJUKAN UNTUK KEPUSTAKAAN
Katalog dalam pengertian kita adalah daftar yang berisi informasi tentang bahan pustaka atau dokumen yang terdapat pada perpustakaan, toko buku maupun penerbit tertentu. Dua hal penting yang perlu dipahami dari isi catalog ini adalah
1) Merupakan daftar buku atau dokumen; dan
2) Buku atau dokumen yang didaftar harus terdapat pada suatu tempat
Beberapa contoh catalog yang banyak ditemui di perpustakaan adalah :
1) Katalog Nasional;
2) Katalog Induk;
3) Katalog Induk Majalah;
4) Katalog Penerbit / toko buku;
5) Katalog Tambahan Buku dan Majalah
Bibliografi adalah buku yang memuat daftar terbitan baik dalam bentuk buku maupun artikel majalah, atau sumber kepustakaan lain yang berhubungan dengan suatu subjek atau hasil karya seseorang. Bibliografi biasanya disusun menurut abjad pengarang, sistem klasifikasi tertentu atau menurut subjek verbal (berupa kata). Melalui bibliografi seseorang tidak menemukan bukunya langsung, melainkan hanya memperoleh informasi tentang keberadaan dokumen / buku yang dicari tersebut. Serta mendapatkan informasi mengenai di dalam bahan pustaka informasi yang dicari berada. Beberapa jenis bibliografi adalah
1) Bibliografi Umum;
2) Bibliografi Khusus atau Subjek;
3) Bibliografi Beranotasi;
4) Bibliografi Nasional;
5) Bibliografi Universal;
6) Bibliografi Retrospektif.
Bahan pustaka berupa indeks mendaftar artikel majalah, laporan penelitian, buku-buku, agar dapat ditemukan kembali apabila publikasi itu diperlukan untuk dibaca. Ada indeks yang diterbitkan secara lepas, jadi terbit sendiri-sendiri; ada pula yang diterbitkan berseri seperti majalah, jadi terus-menerus dengan judul seragam (sama) pada selang waktu tertentu. Kebanyakan indeks memuat informasi mengenai publikasi untuk bidang atau subjek tertentu. Setiap publikasi yang dimuat dalam penerbitan indeks, biasanya disertai dengan informasi bibliografi mengenai publikasi itu. Jadi, paling tidak ada keterangan mengenai pengarang, penyunting, judul, penerbit, nomor / volume untuk majalah, petunjuk subjek.
Bentuk bahan pustaka lain yang biasa pula digunakan untuk menelusuri informasi mengenai bidang tertentu adalah abstrak. Abstrak dalam banyak hal hamper sama dengan indeks. Satu-satunya perbedaan adalah bahwa abstrak selain mencantumkan data bibliografi seperti pada indeks, juga mencantumkan ‘ringkasan’ atau ‘intisari’ informasi yang diuraikan dalam publikasi yang didaftar. Ringkasan ini rata-rata berkisar antara 150 sampai 200 kata.
Selain sumber-sumber informasi kepustakaan yang telah dibahas, masih ada bentuk sumber kepustakaan lain yang perlu Anda ketahui. Bahkan bahan pustaka tersebut mempunyai keistimewaan untuk dijadikan sebagai sumber informasi kepustakaan. Bentuk-bentuk bahan pustaka rujukan itu adalah paket daftar isi majalah atau sering disebut paket informasi kilat dan tinjauan kepustakaan serta paket informasi.
1.4. BAHAN RUJUKAN LAIN
Tiga kelompok bahan rujukan yang dapat dijadikan alat untuk menjawab pertanyaan rujukan adalah sebagai berikut
1) Bahan rujukan umum yang berupa buku petunjuk / buku pegangan, sumber biografi, sumber geografi dan direktori.
2) Jenis bahan rujukan umum yang berupa statistic, buku tahunan dan terbitan pemerintah serta terbitan badan-badan internasional.
3) Berbagai jenis bahan pustaka umum yang dapat pula dijadikan acuan dalam mencari informasi mengenai suatu masalah. Di dalam kelompok ini terdapat berbagai jenis bahan yang tidak selalu berupa buku rujukan atau bahan sekunder, yaitu paten dan standar, makalah pertemuan, laporan penelitian, tesis, disertasi, terbitan niaga, majalah dan surat kabar, bahan pustaka bentuk mikro, bahan pustaka pandang dengar dan multimedia, serta bahan pustaka bentuk elektronik.
2. KAMUS DAN ENSIKLOPEDI
2.1. KAMUS
Dalam kegiatan belajar ini, Anda sudah dikenalkan bahan rujukan yang memuat informasi mengenai kata dan istilah, teritama tentang Kamus.
Kamus sudah tidak asing lagi bagi Anda semua karena sejak dari bangku sekolah pada saat belajar bahasa tidak terlepas dari Kamus. Kamus memberikan arti, makna suatu kata.
Selain beragam dalam jenis, bahan rujukan ini juga beragam dalam nama. Namun, kita setelah memahami uraian dalam kegiatan belajar ini, sudah seharusnya mengetahui jenis buku rujukan, apa pun nama yang diberikan oleh penyusunnya.
Cakupan dan sasaran pembaca yang sesuai bisa pula mempengaruhi pilihan kamus yang kita gunakan. Cara mencari informasi dalam bahan pustaka pada umumnya selalu ada susunan berabjad sebagai kunci penelusuran informasi.
Kamus selain disajikan dalam bentuk tercetak, saat ini disajikan pula dalam bentuk atau format digital. Kamus digital dapat digunakan melalui jaringan internet ataupun melalui CD-ROM dan mesin kamus.
2.2. ENSIKLOPEDI
Dalam kegiatan belajar ini Anda sudah mempelajari secara lebih mendalam apa yang disebut sebagai ensiklopedi. Salah satu bentuk buku rujukan umum yang termasuk paling sering digunakan dalam mencari informasi / penjelasan dasar mengenai suatu masalah. Ada banyak ragam ensiklopedi, demikian pula ragam namanya.
Penggunaan ensiklopedi dalam mencari jawaban suatu pertanyaan rujukan, hendaknya senantiasa dilengkapi lagi dengan bahan rujukan lain, yang juga memberi informasi yang sama, namun lebih mutakhir. Hal ini biasanya dilakukan karena umumnya perpustakaan (paling tidak di Indonesia) tidak selalu memiliki ensiklopedi edisi terbaru. Tiap kali ensiklopedi direvisi sehingga keakuratan informasi di dalamnya perlu diperhatikan. Tiap ensiklopedi mempunyai cara masing-masing untuk mempermudah pembacanya dalam mencari informasi. Umumnya menggunakan indeks yang baik atau susunan entri dan acuan silang yang membantu.
Kini ensiklopedi disajikan pula dalam bentuk lain yaitu bentuk digital. Informasi ensiklopedi digital tersebut dapat diperoleh melalui CD / DVD dan internet. Sebagian ensiklopedi baik bentuk CD / DVD maupun yang disediakan di internet dapat diperoleh secara gratis, sebagian lagi harus melalui langganan.
3. BAHAN RUJUKAN YANG MEMUAT INFORMASI KEPUSTAKAAN
3.1. KATALOG
Katalog adalah salah satu jenis sarana atau kelengkapan di suatu perpustakaan yang sengaja dibuat untuk membantu pengguna dalam menemukan kembali informasi bibliografi yang tersimpan di perpustakaan. Jadi, catalog perpustakaan sesungguhnya adalah daftar dokumen yang dimiliki perpustakaan. Informasi dalam catalog ini dapat memberi petunjuk kepada pengguna tentang dokumen apa saja yang terdapat di perpustakaan dengan judul tertentu; atau yang dikarang oleh pengarang tertentu; bahkan catalog dapat memberikan informasi tentang dokumen apa saja yang ada di perpustakaan tersebut mengenai subjek tertentu.
Manfaat catalog adalah
1) Sebagai sarana untuk mengetahui buku-buku apa saja yang ada di perpustakaan berdasarkan pengarang, judul dan berdasarkan subjek tertentu;
2) Untuk mengetahui buku-buku apa yang ada di perpustakaan lain;
3) Untuk mengetahui buku-buku apa yang beredar di pasaran;
4) Untuk mengetahui buku-buku apa saja yang ada dan diterbitkan di suatu negara;
5) Sebagai sarana pemilihan koleksi untuk perpustakaan;
6) Sebagai sarana promosi buku bagi toko buku / penerbit.
Katalog mempunyai bermacam-macam bentuk. Ada yang berbentuk kartu, lembaran kertas, berbentuk buku, mikrofis dan sekarang ini sudah ada yang berbentuk basis data di computer yang dikenal dengan nama (Online Public Access Catalogue) OPAC. Bahkan pada perkembangan terakhir catalog perpustakaan sudah bisa dicari melalui jaringan internet atau catalog berbasis web.
Ada beberapa jenis catalog yaitu antara lain
(1) Catalog koleksi umum dan khusus;
(2) Daftar tambahan koleksi buku dan majalah;
(3) Catalog induk;
(4) Catalog nasional;
(5) Catalog penerbit / toko buku
3.2. BIBLIOGRAFI
Bibliografi dibuat untuk menunjukkan apa saja yang pernah diterbitkan oleh pengarang tertentu, judul tertentu atau mengenai subjek tertentu. Peranan bibliografi sebagai pelengkap catalog perpustakaan dengan sendirinya menuntut agar bibliografi ditempatkan berdekatan dengan kartu itu. Bibliografi subjek barangkali lebih bermanfaat ditempatkan di jajaran buku pada subjek tersebut. Namun, pada beberapa perpustakaan, semua bibliografi dihimpun bersama-sama dan disimpan pada suatu tempat tertentu. Ini dilakukan dengan maksud memudahkan penyusunan dan pemanfaatannya. Pustakawan rujukan perlu mempertimbangkan hal di atas. Jadi, perlu dipikirkan untuk tujuan apa bibliografi yang dimiliki paling sering dimanfaatkan oleh pengguna, sebelum menempatkan dan menyusun koleksi bibliografi. Jadi, bibliografi adalah publikasi yang memuat daftar dokumen baik yang “diterbitkan” dalam bentuk buku maupun artikel majalah atau sumber kepustakaan lain yang berhubungan dengan bidang, ilmu pengetahuan atau hasil karya seseorang. Melalui bibliografi seseorang tidak menemukan dokumen yang dicari secara langsung, melainkan hanya informasi bahwa dokumen tersebut ada.
Dokumen yang didaftar dalam bibliografi tidak perlu dijelaskan keberadaannya, yang dipentingkan adalah bahwa dokumen itu ada karena pernah terbit.
Bibliografi sebagai bahan rujukan terutama berguna untuk :
(1) Memberi petunjuk lengkap kepada pengguna atau pencari informasi di perpustakaan tentang terbitan, baik mengenai hasil karya seseorang / sekelompok orang atau mengenai suatu subjek tertentu;
(2) Merupakan perlengkapan dalam melakukan pemilihan bahan pustaka untuk dibeli dan disimpan di perpustakaan;
(3) Merupakan suatu petunjuk tentang masalah apa saja yang pernah ditulis orang atau merupakan petunjuk perkembangan penulisan suatu masalah atau subjek.
Jenis bibliografi antara lain
(1) Bibliografi umum;
(2) Bibliografi khusus / terseleksi;
(3) Bibliografi nasional;
(4) Bibliografi universal;
(5) Bibliografi retrospektif;
(6) Bibliografi beranotasi;
(7) Bibliografi biobliografi.
3.3. INDEKS DAN ABSTRAK
Kata indeks atau index berasal dari kata bahasa Latin INDICARE yang berarti menunjuk. Jadi, sebuah indeks tidak mempersembahkan informasi yang dicari melainkan menunjuk di mana atau kemana kiranya informasi dapat ditemukan.
Ada tiga jenis indeks lain, yaitu
(1) Indeks literature yang ada dalam majalah-majalah;
(2) Indeks literature yang ada dalam surat-surat kabar;
(3) Indeks literature yang berupa buku-buku atau bentuk bahan pustaka lain.
Sebuah indeks dilengkapi dengan daftar nama, peristilahan, subjek, tempat atau unsur lain pada suatu karya yang kiranya perlu diinformasikan. Umumnya indeks disusun secara alfabetis, tetapi bahannya sendiri disusun secara kronologis atau menurut sistematika tertentu yang dianut secara konsisten.
Abstrak atau ringkasan adalah suatu cara penyajian dokumen yang singkat dan cermat, tanpa tambahan atau kritik dari pembuat abstrak. Ada dua jenis abstrak, yaitu
(1) Abstrak indikatif, memberikan indikasi mengenai isi dokumen, pada umumnya sangat singkat, terdiri atas 50 sampai 100 kata;
(2) Abstrak informative, lebih terperinci daripada abstrak indikatif, mengungkapkan data yang penting dan kesimpulan suatu penelitian.
Kelebihan abstrak dibandingkan dengan indeks adalah :
(1) Abstrak memuat ringkasan artikel / tulisan yang diindeks;
(2) Abstrak cenderung membatasi diri pada subjek yang lebih spesifik (daerah cakupan subjeknya sempit).
4. SUMBER BIOGRAFI, GEOGRAFI, DIREKTORI, STATISTIK, DAN BUKU TAHUNAN
4.1. SUMBER BIOGRAFI
Biografi adalah penulisan tentang kehidupan seseorang. Lebih lengkap biografi dapat dijelaskan dengan kata-kata lain, yaitu sebagai pengungkapan ulang kehidupan seseorang, yang diperoleh dari ingatan, dari bahan tertulis atau secara lisan. Daya tarik sebuah biografi bagi pengguna setidaknya karena ada dua sebab.
Pertama, memenuhi rasa ingin tahu kita terhadap kepribadian seseorang.
Kedua, untuk memenuhi hasrat kita dalam mendapatkan pengetahuan secara nyata atau dengan kata lain untuk mengetahui apa yang sesungguhnya telah terjadi melalui pengalaman orang lain.
Informasi yang diberikan di dalam suatu biografi, antara lain nama kebangsaan, tempat dan tanggal lahir, alamat, keadaan keluarga, pendidikan, riwayat pekerjaan (bagian ini biasanya disusun kronologis), keikutsertaannya dalam organisasi sosial / masyarakat atau profesi, penghargaan-penghargaan yang diperolehnya, karya tulis atau publikasinya, foto, tempat dan tanggal meninggal (kalau sudah meninggal), serta informasi lain yang kiranya diperlukan. Ditinjau dari cakupan isinya, maka sumber biografi bisa dibagi menjadi sumber biografi umum universal, sumber biografi umum nasional, dan sumber biografi khusus.
4.2. SUMBER GEOGRAFI DAN DIREKTORI
Sumber geografi adalah bahan pustaka yang memuat informasi mengenai tempat, gunung, sungai, batas negara, batas wilayah, yang berkaitan lokasi. Ada berbagai jenis bahan pustaka rujukan yang termasuk dalam kelompok sumber geografi termasuk di dalamnya adalah atlas, peta / map, bola dunia, buku pemandu wisata, kamus ilmu bumi (gazetir).
Peta merupakan suatu lukisan atau gambar suatu ruang yang disederhanakan, menjadi alat bantu navigasi yang menggambarkan hubungan antar objek dalam ruang tersebut. Pada umumnya peta merupakan representasi dari ruang tiga dimensi yang digambar dengan gambar dua dimensi, dengan penyajian geometris yang akurat.
Atlas adalah kumpulan peta yang dijilid menjadi satu bentuk buku. Peta-peta dalam atlas tersebut menggambarkan geografi suatu daerah, batas-batas daerah (seperti negara, provinsi, kecamatan), geopolitik, sosial, keagamaan, dan statistic ekonomi.
Globe atau bola dunia tidak lain adalah atlas atau peta yang bentuknya dibuat sedemikian rupa sehingga bentuknya benar-benar menyerupai aslinya atau dapat dikatakan model suatu planet, khususnya bumi. Dengan demikian, bukan saja kita dapat melihat lokasi dan skalanya, melainkan kita dapat pula melihat posisinya secara tepat dibandingkan dengan posisi tempat lain.
Gazetir atau disebut juga kamus ilmu bumi adalah sumber geografi, yang tidak memuat gambar-gambar peta lokasi, melainkan hanya disebutkan secara verbal atau dengan angka-angka posisi suatu tempat di bumi atau di angkasa luar. Jadi, biasanya hanya disebut pada koordinat (bujur dan lintang) berapa posisi suatu tempat, apa ciri-ciri tempat itu, misalnya temperatur kelembaban, iklim, dan keterangan lain, misalnya sejarah, statistic, budaya dan faktor-faktor lain yang berkaitan dengan tempat itu.
Buku penuntun perjalanan adalah sumber geografi yang berisi informasi mengenai tempat bersejarah, rumah-rumah makan, hotel-hotel, toko-toko yang menjual cindera mata, biro-biro perjalanan dan sebagainya. Sumber ini sangat berguna bagi para wisatawan.
Direktori adalah suatu bahan pustaka rujukan yang memuat daftar organisasi atau perorangan, disusun secara sistematis, atau menurut abjad. Ada dua macam direktori. Direktori untuk organisasi atau lembaga dan direktori perorangan. Direktori perseorangan memuat alamat, profesi, kantor atau informasi penting menyangkut orang tersebut. Direktori lembaga biasanya memuat informasi, seperti alamat, pejabat-pejabatnya, fungsi dan keterangan lain menyangkut organisasi itu.
4.3. STATISTIK DAN BUKU TAHUNAN
Bahan rujukan yang memuat informasi statistic sangat beragam judulnya. Ada yang dengan jelas mencantumkan kata statistic, misalnya Statistik Ekspor Impor Beras. Ada pula yang tidak mencantumkan kata statistic itu, namun masih dapat diduga bahwa buku itu memuat informasi mengenai statistic karena ada unsur angka dan data. Biasanya bahan rujukan statistic terbit secara berkala. Di Indonesia ada suatu lembaga yang disebut Badan Pusat Statistik (dahulu Biro Pusat Statistik). Lembaga ini menerbitkan buku rujukan yang memuat data statistic. Ada yang terbit tiap minggu, tiap dua minggu, tiap bulan, tiap dua bulan, tiap tiga bulan maupun yang terbit tiap setengah tahun dan tiap tahun. Buku rujukan statistic dalam jajaran koleksi rujukan di perpustakaan, biasanya ditempatkan secara terpisah, seperti halnya peta maka bentuk fisik buku rujukan statistic ada kalanya agak berbeda dengan buku-buku biasa. Data statistic dalam buku rujukan di atas kebanyakan disajikan dalam bentuk tabel. Adapula yang disajikan dalam bentuk macam-macam diagram atau berupa peta. Sangat jarang data statistic disajikan mengenai data berbentuk uraian angka-angka. Saat ini sumber statistic banyak juga yang disajikan dalam format elektronik dan dapat diakses melalui internet.
Buku tahunan, juga dikenal sebagai annual adalah suatu buku yang merekam, menyoroti, dan mencatat masa lalu suatu institusi, seperti sekolah, departemen atau lembaga pemerintah ataupun swasta yang diterbitkan tiap tahun sebagai laporan atau ringkasan dari statistic atau fakta. Buku tahunan adalah bahan rujukan yang sering digunakan di perpustakaan untuk menjawab pertanyaan rujukan. Buku ini menarik karena mengandung fakta dan angka mengenai masalah tertentu yang telah terjadi selama setahun atau dua tahun terakhir. Beberapa jenis bahan pustaka yang sering dikelompokkan ke dalam jenis buku ini adalah :
(a) Suplemen suatu buku Ensiklopedi;
(b) Almanak;
(c) Yearbook dan annual; dan
(d) Catatan perkembangan suatu subjek.
5. TERBITAN PEMERINTAH, BADAN-BADAN INTERNASIONAL, DAN BAHAN PUSTAKA LAIN
5.1. TERBITAN PEMERINTAH DAN BADAN-BADAN INTERNASIONAL
American Library Association Glossary of Library and Informastion Science membatasi terbitan pemerintah dan badan Internasional, tiap terbitan yang berasal dari, diterbitkan oleh, atau dengan biaya dan wewenang tiap kantor resmi pemerintah atau lembaga internasional. Jadi, terbitan pemerintah adalah setiap penerbitan yang dicetak atas biaya pemerintah atau diterbitkan oleh badan-badan pemerintah, yang pada umumnya berisi hal-hal yang berkaitan dengan masalah-masalah pemerintahan atau untuk kepentingan umum. Di Indonesia, kita mengenal beragam penerbitan pemerintah. Terbitan itu, antara lain Lembaran Negara Republik Indonesia, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia yang berfungsi sebagai pelengkap terbitan sebelumnya. Setingkat lebih rendah adalah Berita Negara Republik Indonesia. Sumber ini memuat Keputusan-keputusan dan Instruksi-Instruksi Presiden, Keputusan dan Instruksi Menteri.
Di dunia ini banyak lembaga internasional yang tugasnya bukan saja mengurusi satu negara, tetapi banyak negara. Sudah barang tentu yang paling Anda kenal adalah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau United Nations Organization (UNO). Lembaga dunia itu mempunyai bagian-bagian yang khusus menangani masalah-masalah tertentu, misalnya United Nations for Culture, Education and Fund (UNICEF) yang mengurusi masalah kebudayaan, pendidikan dan pendanaan; World Health Organization (WHO) yang mengurusi masalah-masalah yang berkaitan dengan kesehatan di seluruh dunia; International Labour Organization (ILO) yang bertugas menangani masalah tenaga kerja; UNTAC; UNDP. Semua lembaga itu mempunyai penerbitan masing-masing yang dapat dikategorikan sebagai terbitan badan-badan internasional.
Kedutaan-kedutaan besar negara sahabat di negara kita pun banyak menerbitkan buku-buku yang biasa disebarluaskan. Selain itu, ada lembaga-lembaga swadaya masyarakat internasional atau lembaga yang didirikan oleh orang atau kelompok orang tertentu, misalnya Yayasan Asia (Asia Foundation), Yayasan Ford (Ford Foundation), Greenpeace, Walhi, Bank Dunia, Inter Government Group on Indonesia (IGGI) yang kini sudah dibubarkan dan diganti menjadi Consultative Group of Indonesia (CGI), International Moneter Found (IMF), OPEC. Semua lembaga yang disebut di atas mempunyai terbitan masing-masing, yang memiliki nilai informasi penting.
5.2. BAHAN RUJUKAN PATEN, STANDAR, DAN LAPORAN
Di dalam melayani pertanyaan-pertanyaan rujukan petugas dapat menggunakan baik sumber rujukan maupun non-rujukan. Bahan-bahan tersebut, antara lain berupa Paten, Standar Makalah Pertemuan dan Laporan.
Paten dalam arti dokumen adalah dokumen resmi yang diberikan oleh pemerintah kepada pemilik penemuan yang menyatakan bahwa pemilik paten tersebut mempunyai hak untuk menggunakannya atau bahkan menjualnya, dengan batas waktu tertentu. Spesifikasi paten adalah deskripsi dari paten yang diterbitkan oleh pemerintah (kantor paten). Standar adalah aturan-aturan format yang dapat diaplikasikan pada semua sektor industry dan perdagangan yang meliputi tes, istilah, definisi dan symbol-simbol, spesifikasi konstruksi dan performance, kode aturan, dan hal-hal lain yang bersifat teknis.
Makalah pertemuan adalah tulisan yang dibuat untuk suatu pertemuan ilmiah atau konferensi yang disampaikan atau dipresentasikan oleh penulisnya sendiri. Tulisan, seperti ini dikenal dengan beberapa nama antara lain preprint makalah pertemuan, paper, meeting paper. Sedangkan tulisan yang sudah dipresentasikan biasanya dimuat atau disertakan di dalam laporan pertemuan. Laporan tersebut sering disebut dengan prosiding atau proceeding, laporan konferensi, laporan symposium, transaction.
Istilah laporan sudah biasa kita dengar. Laporan di sini didefinisikan sebagai suatu pernyataan dari, institusi dan lembaga-lembaga / organisasi lain mengenai pekerjaan yang dilakukan dan hasil yang dicapai yang diberikan kepada sponsornya.
5.3. BERBAGAI BAHAN PUSTAKA YANG DAPAT DIJADIKAN BAHAN RUJUKAN
Pada Kegiatan Belajar 2 Anda mempelajari Tesis, Disertasi, Terbitan Niaga, Majalah dan Surat Kabar, dan Bahan Mikro serta bahan Audio-visual. Tesis dan Disertasi didefinisikan sebagai tulisan pernyataan dari suatu penelitian atau investigasi yang memuat penemuan-penemuan serta kesimpulan suatu penelitian. Tulisan ini diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar kesarjanaan ataupun gelar-gelar lain, seperti gelar keprofesian.
Terbitan Niaga adalah terbitan yang memuat informasi mengenai barang-barang atau alat-alat yang diperjualbelikan. Terbitan ini sering juga disebut dengan catalog barang dan biasanya dikeluarkan oleh toko-toko besar, perusahaan yang memproduksi barang tersebut atau oleh agen-agen yang menjual barang yang bersangkutan.
Majalah yang di dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama “periodical” atau journal” didefinisikan sebagai sebuah publikasi yang diterbitkan secara berturut-turut, bagian demi bagian, biasanya dengan jarak penerbitan yang tetap dan dengan maksud untuk terbit secara terus-menerus tanpa batas waktu tertentu. Kegunaan majalah adalah : sebagai sumber informasi terbaru; untuk mengetahui adanya subjek baru; sebagai sumber ketersediaan artikel baru bagi pengguna yang pernah melihatnya disitir di publikasi lain; serta sebagai sumber informasi ringkas tentang perkembangan disiplin ilmu tertentu pada waktu tertentu.
Surat kabar merupakan publikasi atau terbitan serial yang mempunyai bentuk khas dalam penyajian isi tidak formal dan dengan penempatan artikel yang khas sehingga tidak mudah untuk dijadikan sebagai sumber informasi retrospektif. Jadi, surat kabar umumnya hanya dijadikan sumber informasi mutakhir, kecuali surat kabar tersebut sudah diubah bentuknya, misalnya sudah menjadi kliping artikel atau sudah dalam bentuk mikro.
Bahan pustaka mikro adalah bahan pustaka yang tercetak pada media berupa film sebagai pengganti kertas. Sesuai dengan namanya maka dokumen tersebut dicetak dalam bentuk mini pada bingkai film sehingga untuk membacanya kita memerlukan alat bantu baca yang disebut dengan alat baca mikro atau “microreader”. Jenis-jenisnya adalah mikrofim, mikrofis, mikro kartu, dan microprint.
Bahan audiovisual atau bahan pandang-dengar adalah media penyampai informasi yang digunakan dengan cara melihat atau mendengar atau kombinasi kedua-duanya. Bahan-bahan tersebut termasuk bagan, peta, model, foto, film, rekaman suara, video, piring optic.
6. PENILAIAN BAHAN RUJUKAN
6.1. PENILAIAN BAHAN RUJUKAN
Pada era di mana sumber informasi semakin membanjir, termasuk bahan pustaka rujukan maka evaluasi bahan rujukan menjadi salah satu faktor yang sangat penting dalam pembinaan koleksi rujukan. Hal ini untuk menjamin agar koleksi rujukan yang dibeli oleh perpustakaan dapat selalu terjaga kemutakhirannya, selalu sesuai dengan kebutuhan pemakainya, serta terdiri atas bahan-bahan rujukan yang baik dan terjamin mutunya.
Dalam pengalaman praktis di lapangan, secara sederhana, kita sebenarnya dapat dengan mudah melakukan evaluasi dengan patokan bahwa bahan rujukan yang baik akan selalu dapat menjawab kebutuhan atau pertanyaan pemakai, sedangkan bahan pustaka rujukan yang kurang bermutu mungkin tidak dapat menjawab kebutuhan atau pertanyaan pemakai perpustakaan.
Oleh karena harganya yang sangat mahal maka sebelum kita memutuskan akan membeli atau mengoleksi sebuah bahan rujukan atau tidak maka sebaiknya kita membaca review mengenai bahan rujukan tersebut. Begitu juga terhadap bahan rujukan berbentuk elektronik (online). Biasanya perpustakaan besar selalu dikirim bahan untuk direview, bahkan untuk bahan rujukan online atau on Disk (CD-ROM) perpustakaan selalu di kirimi evaluation copy atau online trial (misalnya 3 bulan trial). Dari bahan-bahan tersebut perpustakaan dapat melakukan pengujian atau evaluasi dan kemudian dapat memutuskan apakah kita akan membelinya atau tidak.
Setidaknya ada empat hal yang perlu dinilai sebelum kita memutuskan untuk membeli atau mengoleksi Bahan Rujukan tersebut yaitu penilaian terhadap :
1) Otoritas buku;
2) Penilaian terhadap ruang lingkup dan isi buku;
3) Penilaian terhadap tujuan penulisan buku dan sasaran pembaca;
4) Penilaian terhadap bentuk dan susunan buku.
6.2. PENILAIAN KAMUS, ENSIKLOPEDI, SUMBER BIBLIOGRAFI, BIOGRAFI, GEOGRAFI, BUKU PEDOMAN, DAN BUKU PETUNJUK
Di dalam penilaian bahan rujukan ada criteria umum yang dapat dijadikan dasar penilaian. Kriteria tersebut sudah dijelaskan pada Kegiatan Belajar 1, yaitu Otoritas, ruang lingkup isi buku, tujuan dan sasaran penulisan buku, serta format fisik dan isi buku. Selain itu, untuk setiap jenis bahan rujukan criteria umum tersebut masih perlu ditambahkan beberapa criteria di dalam melakukan penilaian.
Di dalam menilai kamus selain criteria umum di atas, kita perlu memperhatikan perbendaharaan kata dan kemutakhiran. Dalam penilaian ensiklopedi criteria khusus tersebut adalah gaya penulisan, kemutakhiran dan revisi, objektivitas dan keberadaan, serta kemudahan penggunaan indeknya.
Pada penilaian catalog, bibliografi, indeks, dan abstrak criteria penilaian selain empat criteria umum tersebut adalah duplikasi dan kesenjangan, derajat kedalaman pengindeksan, serta kemutakhiran, tajuk subjek dan deskripsi. Kriteria ini masih perlu dipilih dan disesuaikan untuk setiap jenis bahan rujukan dalam kelompok bahan rujukan ini.
Di dalam menilai biografi kita perlu menambahkan criteria panjang entri dan seleksi nama objek kepada criteria penilaian bahan rujukan secara umum, sedangkan kepada sumber geografi kita perlu menambahkan skala gambar peta dan kemutakhiran.
Di dalam penilaian buku petunjuk kemutakhiran sangat perlu ditambahkan ke dalam criteria penilaian sebab data alamat maupun nama objek bisa saja sewaktu-waktu berubah.
Pada kelompok terakhir yaitu sumber statistic dan buku pedoman / pegangan kita perlu menambahkan ketepatan data serta kemudahan pembacaan data dan informasi yang dimuat dalam buku tersebut di samping kemutakhiran tentunya.
7. BIMBINGAN DAN PROMOSI PENGGUNAAN KOLEKSI RUJUKAN
7.1. BIMBINGAN PENGGUNAAN KOLEKSI RUJUKAN
Bimbingan penggunaan bahan rujukan diartikan sebagai bimbingan yang diberikan oleh petugas pelayanan rujukan kepada para pemakai perpustakaan agar mampu menggunakan koleksi dan sumber-sumber rujukan baik tradisional maupun online dengan cepat dan tepat. Bimbingan penggunaan koleksi rujukan ini dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok, yaitu bimbingan yang diberikan secara langsung dan bimbingan yang diberikan secara tidak langsung. Bimbingan langsung adalah bimbingan yang diberikan melalui hubungan langsung antara petugas rujukan dengan pemakai perpustakaan. Bimbingan tak langsung adalah bimbingan yang diberikan secara tak langsung kepada pengguna atau dengan kata lain yang disampaikan dengan menggunakan media tertentu, seperti penerbitan buku informasi, buku pegangan, leaflet atau penerbitan lainnya. Pemberian bimbingan penggunaan bahan rujukan ini dapat dilaksanakan secara
(1) Insidental, yaitu bimbingan yang diberikan hanya sewaktu-waktu, yaitu pada waktu-waktu yang tidak ditentukan sebelumnya atau ketika pertanyaan itu diajukan.
(2) Terencana, yaitu bimbingan yang diberikan dengan perencanaan yang sudah tersusun terlebih dahulu. Biasanya bimbingan secara ini diberikan secara periodic dan teratur.
Bimbingan penggunaan bahan rujukan ini biasanya berisi, sebagai berikut :
(1) Informasi yang memberikan pengertian mengenai hubungan antara belajar mengajar, penelitian dengan koleksi rujukan umum sebagai sumber informasi.
(2) Uraian mengenai jenis-jenis koleksi rujukan menurut sifat, bentuk dan / atau format maupun isi informasinya.
(3) Contoh-contoh koleksi rujukan baik yang berbentuk tradisional (tercetak) maupun elektronik dan online.
(4) Cara-cara menggunakan masing-masing jenis koleksi rujukan umum sebagai sumber informasi, termasuk cara akses ke basis data baik local maupun “remote” (internet).
(5) Latihan mencari dan menggunakan koleksi rujukan umum sebagai sumber informasi.
7.2. PROMOSI KOLEKSI RUJUKAN
Promosi koleksi rujukan adalah usaha memperkenalkan koleksi bahan rujukan agar koleksi tersebut diketahui dan dikenal oleh para pengguna perpustakaan. Dengan demikian, daya guna dan keterpakaian koleksi tersebut akan menjadi semakin tinggi. Beberapa cara dikenal dalam mempromosikan koleksi rujukan. Cara-cara tersebut, antara lain
(1) Display, di mana bahan rujukan umum ditempatkan pada rak-rak terbuka dan mudah dilihat oleh pengguna perpustakaan. Biasanya display ini dilakukan pada bahan-bahan yang baru diterima oleh perpustakaan;
(2) Poster, yaitu gambar yang digunakan untuk mempromosikan perpustakaan (secara khusus bisa pelayanan rujukan) yang ditempelkan di papan pengumuman atau bahkan di tempat-tempat di mana masyarakat pemakai biasa berkumpul;
(3) Pembatas buku, yaitu sepotong kertas (karton manila) yang biasanya digunakan untuk menandai batas bacaan sehingga bila pembaca ingin meneruskan bacaannya dengan mudah ia menemukan bacaannya yang terakhir untuk diteruskan;
(4) Lembar catatan bacaan, biasa digunakan oleh orang yang punya minat dan budaya baca tinggi. Ia akan mencatat buku apa saja yang sudah dibaca;
(5) Ceramah, yaitu presentasi di hadapan sekelompok pemakai perpustakaan yang biasanya, diberikan atas dasar permintaan pengguna perpustakaan.
(6) Lomba, merupakan salah satu cara yang efektif untuk menarik minat para pemakai agar secara langsung mencari dan mengenali koleksi rujukan;
(7) Daftar Koleksi Rujukan. Biasanya, yaitu daftar tersebut berisi bahan-bahan rujukan yang baru diterima oleh perpustakaan dan disebarkan kepada pemakai perpustakaan;
(8) Pameran, yaitu pameran yang dilakukan secara khusus pada kesempatan tertentu;
(9) Webblog, yaitu promosi koleksi rujukan yang disampaikan melalui situs web yang disediakan secara gratis.
8. MENGENAL BAHAN RUJUKAN INDONESIA
8.1. BAHAN RUJUKAN INDONESIA
Sejarah bibliografi di Indonesia dimulai sejak abad ke-19 dengan terbitnya semacam Bibliografi Indonesia yang meliputi terbitan dari abad ke-16. Bibliografi yang memuat terbitan dari abad ke-16 hingga abad ke-19 ini disusun oleh J. C. Hooykaas berjudul Repertorium op de- Koloniale Literatur,…. Van hetgeen voorkomt over de kolonien in mengelwerken en tijdschriften van 1595-1865 uitgegeven iin Nederland en zijne Overzeesche bezittingen. Bibliografi tersebut terbit di Amsterdam oleh Van Kempenn & Zoon, 1880. Bibliografi yang lebih awal diterbitkan daripada Repertorium tersebut adalah yang diterbitkan oleh Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen dalam Tahun 1975, yaitu Verhandelingen bat. Gen. Jilid 37. Bibliografi itu, meliputi terbitan Tahun 1659 – 1870, disusun oleh J. A. Van der Chijs. Judulnya adalah Proeve Ener Nederlandsche Indische Bibliografie. Dipakai kata “Proeve” karena penyusun menganggap karyanya masih merupakan percobaan sebelum berbentuk karya standar. Dia merencanakan untuk menambah bibliografinya dengan tulisan sejarah dan percetakan di Hindia Belanda, tetapi niat tersebut diurungkan. Bibliografi yang disusun itu memuat 3.403 entri atau judul. Susunannya kronologis atau menurut waktu/tahun terbit. Di dalam tahun yang sama entri/judul disusun lagi menurut abjad. Bibliografi berisi bahan pustaka berupa buku, majalah, dan harian (surat kabar). Sejak tahun 1953 Kantor Bibliografi Nasional (KBN) didirikan atas Surat Keputusan Menteri P dan K. Prakarsa pendirian kantor tersebut adalah Ockeloen. KBN menerbitkan BERITA BULANAN yang berlangsung dari Tahun 1953 – 1962. Di samping itu, PT Gunung Agung juga menerbitkan semacam book review yang diberi judul BERITA BIBLIOGRAFI, mulai Tahun 1955 sampai sekarang. Hanya sejak beberapa tahun belakangan dimuat dalam Berita Idayu.
Sejarah perkembangan kamus di Indonesia dimulai dengan masuknya Belanda ke Indonesia. Kebanyakan penyusun kamus adalah orang-orang Belanda. Pada mulanya tujuan penyusunan kamus adalah agar mereka mudah berkomunikasi dengan penduduk pribumi. Hampir semua bahasa daerah di Nusantara dibuat kamus dua bahasanya dengan bahasa Belanda. Baru pada awal abad XX putra Indonesia asli berhasil menyusun kamus Indonesia. Selanjutnya, perkembangan kamus berbahasa Nusantara mulai semarak. Terutama oleh penyusun-penyusun kamus yang terkenal, seperti Poerwadarminta, Sutan Mohammad Zain, R. Satjadibrata, E.St. Harahap, Hassan Shadily, J.S. Badudu.
Keperluan ensiklopedi nasional bagi suatu bangsa sangat penting. Dengan membaca ensiklopedi maka banyak informasi penting dan mendasar dapat kita ketahui. Ensiklopedi nasional memberi informasi berbagai hal yang menyangkut suatu negara.
8.2. DOKUMEN KELABU DI INDONESIA
Grey-literature kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia secara bebas adalah ‘pustaka kelabu’. Akan tetapi, terjemahan ini jarang digunakan dalam tulisan-tulisan mengenai perpustakaan. Kebanyakan penulis hanya menggunakan bahasa aslinya. Grey-literature adalah istilah yang digunakan untuk jenis bahan pustaka yang sukar didapatkan secara bebas. Jadi, ada sejumlah terbitan yang hamper tidak mungkin didapatkan di toko-toko buku. Bahkan di perpustakaan pun tidak mudah ditemukan. Dengan kata lain, tidak semua perpustakaan mempunyai koleksi jenis ini.
Terbitan pemerintah atau lebih khusus lagi, Terbitan Pemerintah Indonesia adalah hamper sama dengan grey-literatur. Keduanya sebenarnya sukar didapatkan di pasaran. Namun, bedanya terbitan pemerintah ada yang diterbitkan ulang oleh penerbit swasta untuk kemudian dijual melalui toko-toko buku. Akan tetapi, dalam banyak hal keduanya mempunyai persamaan, khususnya dalam penerbitan atau lembaga yang menerbitkannya.
9. PRINSIP PENGAWASAN BIBLIOGRAFI DAN PENGAWASAN BIBLIOGRAFI DI INDONESIA
9.1. KONSEP DAN PRINSIP PENGAWASAN BIBLIOGRAFI DI INTERNASIONAL
Pengawasan bibliografi di Indonesia memang belum berjalan dengan baik. Hal ini karena perangkat atau persyaratan yang diperlukan belum lama dimiliki oleh bangsa Indonesia. Pada zaman colonial Belanda memang sudah ada usaha-usaha ke arah kegiatan pengawasan bibliografi, namun belum berjalan lancar karena kondisi yang kurang mendukung. Faktor lain adalah karena kesadaran para penerbit dan penulis belum merata hingga ini kurang mendukung kelancaran kegiatan ini.
Tahun 1990 merupakan tahun penting dalam kaitan program pengawasan bibliografi di Indonesia karena pada tahun itulah keluar undang-undang yang paling mutakhir mengenai serah simpan hasil karya penerbitan. Beberapa tahun sebelumnya diresmikan Perpustakaan Nasional RI. Lembaga bibliografi, yaitu sebagai pusat deposit atau penyimpanan dokumen yang berhasil dikumpulkan berdasarkan undang-undang tersebut.
9.2. PRAKTEK PENGAWASAN BIBLIOGRAFI DI INDONESIA
Di Indonesia, Undang-undang Deposit baru disahkan pada Tahun 1990. Undang-undang ini tertuang dalam Undang-undang No.4 Tahun 1990 tentang Undang-undang Serah-Simpan Karya Cetak dan karya Rekam (disingkat UUWSKC). Lembaga resmi yang ditunjuk sebagai pusat deposit dalam hal ini adalah Perpustakaan Nasional RI. Seperti diketahui, Perpustakaan Nasional RI baru secara resmi didirikan pada Tahun 1980, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0164/0/1980. Namun, perlu diketahui bahwa sesungguhnya jauh sebelum adanya UUWSKC ini, telah ada suatu peraturan yang berbentuk Surat Keputusan mengenai penyerahan terbitan pada masa Pemerintahan Hindia Belanda. Surat Keputusan itu adalah keputusan Pemerintah Hindia Belanda No. 7981 Tahun 1913. Dengan adanya keputusan Pemerintah Hindia Belanda tersebut, Perpustakaan Museum Jakarta menyimpan koleksi terbitan Indonesia yang terlengkap dari permulaan abad ke-19 sampai Jepang menduduki Indonesia pada Tahun 1942.
Bibliografi ini diterbitkan oleh perpustakaan Nasional RI. Susunan entri berdasarkan bagan klasifikasi DDC serta dilengkapi dengan indeks pengarang, indeks judul, indeks subjek. Bibliografi ini terbit setiap tiga bulan. Bibliografi Nasional Indonesia ini sekarang kita dapat peroleh dalam bentuk CD-ROM dan bahkan dapat diakses melalui internet. Contoh Bibliografi Nasional dalam bentuk CD adalah Bibliografi Nasional Indonesia.
Child dalam artikelnya Reference Guide mengatakan bahwa pengawasan bibliografi rujukan di Amerika Serikat sudah dilakukan sejak lama. Pengawasan itu dilakukan pertama kali tatkala diterbitkannya bibliografi rujukan (Reference Guide) pada tahun 1902 yang berjudul Guide to study and use of reference books : A Manual for Libralians, Teachers and Students oleh Alice B. Kroger. Sejak itu semakin banyak bibliografi rujukan yang dikeluarkan oleh penyusun lain. Kegunaan dari bibliografi rujukan adalah sebagai alat untuk memperkenalkan pemakai pada :
1. Bahan rujukan umum yang dapat membantu penelitian di bidang keahlian pemakai;
2. Bahan rujukan khusus yang dapat membantu penelitian, di bidang keahlian khusus (subjek khusus).
GLOSARIUM
SOAL LATIHAN
1. PENGERTIAN, JENIS, DAN FUNGSI BAHAN RUJUKAN
1.1. PENGERTIAN, MANFAAT, DAN JENIS BAHAN RUJUKAN
1.2. BAHAN RUJUKAN UNTUK KATA DAN ISTILAH
1.3. BAHAN RUJUKAN UNTUK KEPUSTAKAAN
1.4. BAHAN RUJUKAN LAIN
2. KAMUS DAN ENSIKLOPEDI
2.1. KAMUS
2.2. ENSIKLOPEDI
3. BAHAN RUJUKAN YANG MEMUAT INFORMASI KEPUSTAKAAN
3.1. KATALOG
3.2. BIBLIOGRAFI
3.3. INDEKS DAN ABSTRAK
4. SUMBER BIOGRAFI, GEOGRAFI, DIREKTORI, STATISTIK, DAN BUKU TAHUNAN
4.1. SUMBER BIOGRAFI
4.2. SUMBER GEOGRAFI DAN DIREKTORI
4.3. STATISTIK DAN BUKU TAHUNAN
5. TERBITAN PEMERINTAH, BADAN-BADAN INTERNASIONAL, DAN BAHAN PUSTAKA LAIN
5.1. TERBITAN PEMERINTAH DAN BADAN-BADAN INTERNASIONAL
5.2. BAHAN RUJUKAN PATEN, STANDAR, DAN LAPORAN
5.3. BERBAGAI BAHAN PUSTAKA YANG DAPAT DIJADIKAN BAHAN RUJUKAN
6. PENILAIAN BAHAN RUJUKAN
6.1. PENILAIAN BAHAN RUJUKAN
6.2. PENILAIAN KAMUS, ENSIKLOPEDI, SUMBER BIBLIOGRAFI, BIOGRAFI, GEOGRAFI, BUKU PEDOMAN, DAN BUKU PETUNJUK
7. BIMBINGAN DAN PROMOSI PENGGUNAAN KOLEKSI RUJUKAN
7.1. BIMBINGAN PENGGUNAAN KOLEKSI RUJUKAN
7.2. PROMOSI KOLEKSI RUJUKAN
8. MENGENAL BAHAN RUJUKAN INDONESIA
8.1. BAHAN RUJUKAN INDONESIA
8.2. DOKUMEN KELABU DI INDONESIA
9. PRINSIP PENGAWASAN BIBLIOGRAFI DAN PENGAWASAN BIBLIOGRAFI DI INDONESIA
9.1. KONSEP DAN PRINSIP PENGAWASAN BIBLIOGRAFI DI INTERNASIONAL
9.2. PRAKTEK PENGAWASAN BIBLIOGRAFI DI INDONESIA
Sumber :
Saleh, Abdul Rahman. 2010. Materi Pokok Bahan Rujukan ; Modul 1 – 9 ; PUST 2224 ; 3 sks. Jakarta. Universitas Terbuka
Langganan:
Postingan (Atom)